ini adalah area sempit, ruang tanpa gelar akademik, gelar keagamaan, gelar kepangkatan, gelar kehartaan, gelar kebudayaan, gelar-gelar yang mempersempit ruang nurani digelar

23/02/2014

23/02/2014

baca dulu

baca dulu
Showing posts with label puisi-puisiku#. Show all posts
Showing posts with label puisi-puisiku#. Show all posts

Tuesday 16 August 2011

Anehmu

menyisirimu
dupa-dupa padam-nyala
dan asapnya menenggelam aroma

adakah yang ingin engkau tandakan
pada jaring-waktu yang terbekap di arloji
masa lalu di kelakmu?


http://sastrombudeg.blogspot.com

Saturday 4 June 2011

Baik, Baik!

baik, baik!
kutinggalkan engkau tanpa kutuk
tanpa tabik peninggalan terakhir

baik, baik!
kupergi dari rerindang misteri
melindap
hilang dari abai

baik, baik!
telah engkau ingatkan aku tentang waktu
tentang ketersesatan anak manusia
tapi jangan sebut itu kusta!


http://sastrombudeg.blogspot.com

Wednesday 6 April 2011

Judulnya Nanti !

 dalam rumah kedapmu,
pergolakan itu mati dengan sendirinya

menikmatimu,
angin di luar,
keributan yang tak kudengar



http://sastrombudeg.blogspot.com

Sunday 13 February 2011

Terserah Kau Juduli apa! (IX)

kusetiai,
syair sastra orkestramu
menebar serasuk debu
meliput semesta pori ari kulitku
biarlah aku mati dalam saput oktaf notasimu

kusetiai,
“emperor waltz” dan “vienna blood waltz” strauss-mu
semeribit angin melepas tangkai-tangkai kembang kenanga
luruhlah daun-daun belimbing wuluh ke pundakmu
temangsang di serabut halus cemara hitam rambutmu

kusetiai,
''gavotte en rondeau'' sebastian bach-mu
aroma humus dan daunan paku  tepian ogan di pagi hari
semburat cahaya terjaring di carang-carang batang ingas mati
marimbas bola mata bening di kecipak lembut ikan tali-tali

kukhianati,
karena kau hanyalah segelas utuh kopi semalam yang aku lupa meneguknya
kutumpah ke luar jendela :
sang maestro gagal memainkan simphoni gubahannya sendiri!


http://sastrombudeg.blogspot.com

Friday 4 February 2011

Sajak Pertumpahan Waktu IV

elang kelelahan
lautan adalah bayang kejatuhan dan kematian
ketersesatan seonggok jasad
dicabik paus kehidupan
hilang tanpa abjad
di segugus karang
di setangkup radang
jiwa rayanya membiar lumat
digenggam erat sang pasti



http://sastrombudeg.blogspot.com

Monday 31 January 2011

Sajak Pertumpahan Waktu III

ada yang kutunggu dari mata agungmu
sebersit kode sinonim kata
lembayung kepagian mencumbu embun
pohon-pohon siwalan menjatuhkan pelepahnya
dengan ranting-ranting berduri belukar setia memapahnya

ada yang kutunggu di kelakmu
bertegur sapa tanpa dupa
dari tersesat di rawa ranggas tersenyap
pasir hisap yang mengertap

http://sastrombudeg.blogspot.com

Thursday 27 January 2011

Puisi Kapas

 
aku tak ingin buang-buang sayang di jalanan
ini hanya sekumpulan puisi kapas terlanjur kulepas
aku seperti kertas yang terjajah
dicoret semau kau suka!
di kepala, aku banyak hilang bendahara kata
kaukah itu pembajaknya?

tapi penaku tak berujung bermata waktu
muskil sungguh tinta-tinta lalu kering terbakar jadi kerut kulit mati!
ini adalah ngarai terdalam dan tergelap terpendam
isyarat penghentian sebuah hati membungkam bayang sihir pertemuan
di pekuburan sajak yang telah berabad lepra!
di mana galian pada semak itu
terakhir aku diam terbaring tanpa pusara ….

http://sastrombudeg.blogspot.com

Monday 24 January 2011

Sajak Pertumpahan Waktu II

 
memang pernah datang menyelinap,
di antara senja dan rembulan berjerawat.
aku angkat tangan sambil tergagap,
kuakui dasyatnya, meski kini berangsur senyap, 
aku tahu sekantung oksigenku tersimpan di sana
tak ingin aku  melupa, mengebiri yang pernah ada
hati bernajisku gagal bicara, diam-diamlah di sajadah tua
menepismu! lukai buah-buah jambu air di beranda rumah
ingin kupinang dikau jadi inspirasiku
aku tak ingin menjadi penjaja
di lorong-lorong beton dan baja

wahai segayung waktu tertumpah
terkabar apa lagi di pagi buta
aku ingin susuran sehalusnya
tak ada sentakan detak arlojiku
aku hanya ingin memberi yang bisa kuberi
tak berpikir untuk menerima apa pun bentuknya
seperti sastra terakhirku
dzikirku menjadi noktah antara subuhmu,
mengerat sisa pertumpahan waktu
semoga lagi-lagi tak enggan kau eja!

http://sastrombudeg.blogspot.com

Wednesday 19 January 2011

Sajak Pertumpahan Waktu

terbanglah terbang
meniba cakrawala merah tembaga seusai subuh
semoga tak ada koyakan kibaran hati
setenang fajar, setenang fajar
setenang nelayan menggulung layar

terbanglah terbang
ada hari-hari doa duapertiga malam gulung-gemulung
berkuntum-kuntum kuseduh linangan
inang-inang persembahan penenang  perjalanan
khusuk terantar: selamat jalan waktu!

http://sastrombudeg.blogspot.com

Wednesday 12 January 2011

Terserah Kau Juduli apa! (VIII)

bercak bening itu
sesungguhnya hanya menunggu jelma pada detik selanjutnya
tapi hati berlumut tak berpenghuni rasa itu telah tercerabut
menyingkir dari waktu terbersit

bercak bening itu
seharusnya menjadi sendang lepas dari penantian
bersulap diri menjadi sayap
menjadi paruh menjadi burung
terbanglah tenang di jauh sesalan!

hidup barumu itu
salam penutup paling bahagia
yang paling ada!




http://sastrombudeg.blogspot.com

Sunday 9 January 2011

Terserah Kau Juduli apa! (VII)

kutinggalkan congkel kayu tangga rumahmu
sekedar tetenger aku pernah bertandang
masih adakah kebencian itu menghadang
berjaga sewaktu-waktu aku menggelandang
datang dan terhenti tepat di muka pagar
bunga-bunga bakung dipenuhi mencretan angsa-angsa
gerit pintu pagar bambu
adakah itu orkestra abadi milik bapakmu?


http://sastrombudeg.blogspot.com

Friday 7 January 2011

Terserah Kau Juduli apa! (VI)

 
ketika rindu
menyeberang jalan
pergolakan
angsa-angsa berseliweran
pohon-pohon cemara tegar meregang
kabut-kabut menghambur legit hawa malam

ketika rindu menyeberang jalan
bekas roda-roda pedati
membentuk garis-garis nyata yang panjang
sekumpulan remah petualang
tertumpah sulit didetailkan

ketika rindu menyeberang jalan
lata bisu menyusur setapak edelwis layu
kaku mengais waktu

hiduplah rinduku
di seberang jalan tak sanggup kucatat
pemandangan lain arah yang menghujat!

o rindu yang mengejang
mengapa tak juga tembus pandang!

http://sastrombudeg.blogspot.com

Terserah Kau Juduli apa! (V)

 
berhenti sebentar,
bukankah itu jalan setapak dulu
yang pernah kita lewati tanpa ragu

batu-batu letusan ungaran purba?
terbayangkah debu-debu menyelimuti kita?
edelwis-edelwis langsing terkapar lunglai di bibir ngarai?

dan itu adalah kelok sempit,
tempat nafas kita berhimpit
kau sentuh lagi langitku
seutuh dulu

adakah kembang kertas itu masih terjejak di sana
merinding senantiasa
menanti si tuan kembali datang menjemputnya

http://sastrombudeg.blogspot.com

Terserah Kau Juduli apa! (IV)

 
tuhanku,
aku ingin softwaremu,
antivirus kecenderungan napsu
piranti keras yang tahan terhadap waktu
sugesti yang menyongsong istikharah-mu

tuhanku
di mana engkau sembunyikan rahasiamu,

http://sastrombudeg.blogspot.com

Terserah Kau Juduli apa! (III)

 
melindap
diam di jalur terdiam
bius di jalur terbius
menggejala
meruap rupa
tak perlu meronta
zafin!
perih di luka terperih
seperti perdupaan terakhir
yang telah membunuh moksa sang ratu
menghunus,
mengacung
siapa terkapar bersimbah....

http://sastrombudeg.blogspot.com

Terserah Kau Juduli apa! (II)

 
kudengar rindu berkepakan menjauh
aku cemburu kepada wewangi itu!
kumparan rahasia yang menggerakkan dinamo marahku
dentang turbin tenggelam di arus banjir bengawan
siapa mengatup pintu?



http://sastrombudeg.blogspot.com

Tuesday 4 January 2011

Terserah Kau Juduli apa!

 
ada yang lain di menumu!
aku lupa meninggalkan tanda baca
padahal kemarin masih teronggok di laci meja
tapi jeda kau sodor penuh gula
menggelontor tanpa sangka
tak bisa lelap usai tabikmu!
terbenang dan terjerat!
merinding sebelum sekarat!

wahai, alpa yang singgah,
kenapa datangmu begitu rupa!

http://sastrombudeg.blogspot.com