23/02/2014
baca dulu
Sunday 14 November 2010
Sampai Kapan Lanting Bertahan ...
http://sastrombudeg.blogspot.com
Adalah 'Jaka Tingkir' ala Suku Ogan.
Bila Jaka Tingkir 'Jawa' menjadikan bambu untuk menyeberang sungai/rawa sebagai 'gethek', maka 'Jaka Tingkir' Ogan ini menaikinya selama lebih kurang tujuh hari tujuh malam lalu ... menjualnya di kota!
Mereka menyusun rangkaian 'gethek komersial' (dikenal sebagai 'Lanting') ini di daerah sekeliling Baturaja. Setelah siap, dengan perbekalan seadanya saja (tenda plastik, tikar, lampu minyak/obor, beras, dan alat masak sederhana) berangkatlah pelayaran tanpa layar mereka. Mereka tidak begitu pusing dengan lauk-pauk, karena Sungai Ogan telah menyediakan ikan yang berlimpah.
Dibawa ke mana bambu-bambu ini?
Setelah menyusuri Sungai Ogan selama lebih kurang satu minggu (tergantung arus air) dari Baturaja (hulu), sampailah 'gethek-gethek' ini di (hilir) Kota Palembang ( 'Muara Ogan'-pertemuan dengan Sungai Musi). Di sini 'gethek' dijual kepada para pengumpul atau langsung kepada konsumen. Biasanya bambu-bambu ini digunakan sebagai bahan pendukung/penopang /tangga saat pembangunan gedung-gedung tinggi.
Catatan: Sungai Ogan melintasi empat wilayah kabupaten/kota, yakni Muara Enim, OKU, OI, dan Kota Palembang. Panjang?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment