berhenti sebentar,
bukankah itu jalan setapak dulu
yang pernah kita lewati tanpa ragu
batu-batu letusan ungaran purba?
terbayangkah debu-debu menyelimuti kita?
edelwis-edelwis langsing terkapar lunglai di bibir ngarai?
dan itu adalah kelok sempit,
tempat nafas kita berhimpit
kau sentuh lagi langitku
seutuh dulu
adakah kembang kertas itu masih terjejak di sana
merinding senantiasa
menanti si tuan kembali datang menjemputnya
http://sastrombudeg.blogspot.com